Sabtu, 06 April 2013

Tak Bisakah Aku Menemukan Penggantimu?


Karya: Sabilla Chaerunnisa

SMA adalah tempat menyenangkan. Berbagai kisah senang, sedih, sahabat, dan tentunya cinta telah dipersatukan dalam sekolah. Ya, termasuk aku yang merasakannya. Namaku Maudy, aku siswi kelas X di salah satu sekolah menengah atas favorit di daerahku. Saat baru masuk sekolah, aku ditempatkan di kelas X-A setelah melalui tes. Ternyata, aku satu kelas dengan laki-laki yang masih aku suka. Sebelumnya aku memang satu sekolah dengannya. Beberapa minggu setelah sekolah, aku mulai menyadari bahwa rasa suka aku terhadap dia semakin menanjak. Namanya Gama, agak gemuk tetapi sangat menggemaskan. Anak futsal dan basket, yang bisa membuatku meleleh. Entah dalam hal apa, sejak dulu aku menyukai dirinya.

Lama kelamaan setelah becanda bareng disekolah, aku mulai berkomunikasi dengan dia. Sekian bulan kita jalani bersama-sama, tiba saatnya pada bulan Agustus kita telah ditetapkan menjadi "pasangan kekasih". Jujur aku sangat senang dan bahagia. 

Bulan pertama, hubungan kita berjalan dengan mulus, tiba bulan ke-3 pada saat tepat 3 bulan hubungan kita, kita bertemu di rumah salah satu temanku. Disitu dia ingin sparing futsal untuk lomba. Aku menunggunya dari dia ingin berangkat sparing sampai dia pulang. Namun pada saat dia kembali kerumah temanku, sepertinya dia sakit. Dia tidur dan aku menemaninya bersama temanku. Setelah bangun ternyata dia masih sakit dan dia izin pulang.Pada saat itu, dia tidak pamit denganku. Disitulah aku merasa mulai ada yang mengganjal.

Setelah aku cari dari berbagai informasi. Aku tahu kebenarannya.Walau belum terlalu yakin karena bukan aku sendiri yang membuktikannya. Setelah kemarin aku berfoto-foto dengan dia, tentu saja aku langsung mengganti foto profil twitterku. Tiba-tiba ada seseorang yang bertanya di twitter.

"kamu pacarnya gama ya?"
"iya, kenapa?" jawabku.
"boleh minta pin bbm? mau ngomong sesuatu"

Aku kasih ke dia. Lalu dengan ga sopannya dia marah-marah kepadaku.

"ini pacarnya gama?"
"ya, emang kenapa?"
"masa sih? bukannya gama pacarnya lisa?"
"loh, lo itu siapa? tiba-tiba bilang kaya gitu"
"gue sepupunya lisa, dia nangis karena liat avatar twitter lo. serius lo pacarnya gama? soalnya dia itu pacar sodara gue"
WAAAH GILAAA GEMPAR DISINI!!!
"oh gue kenal lisa, tapi setau gue dia emang cuma mantannya. jadi sorry gue ga ada waktu buat ngurusin lo marah marah"
"wah ga bener nih, kok bisa lo jadian sama gama?"
"ya bisa lah, orang dia bilang ke gue kalo dia jomblo. kenapa ngga? lagian gue suka sama dia. dan gue yakin kalo dia ga akan bohong sama gue."
"dia ga jomblo, dia pacarnya sodara gue. mending lo, lisa, dan gama ketemuan trus omongin ini. tapi lo jangan bilang ke gama kalo bakal ada lisa, pasti dia ga akan mau"
"oke, gue tantangin. ketemu dimana? jam berapa?"
"ya lo omongin lah sama lisa, habis itu lo ajak gama."
"loh kenapa harus gue yang ngajak? yang butuh siapa?"

Karena udah kesel, aku delcont dia dari kontak bbm ku. Tapi dia malah nyindir aku di twitter.
"tuh kan bocah ngedelcont gue, ketauan siapa yang salah."

Dengan perasaan tidak terima, besokannya aku bertanya kepada Gama.
"Gam, aku ingin ngomong sesuatu, tapi aku ingin ajak lisa. boleh ya?"
Gama pun memunculkan raut wajah yang sepertinya panik.
"Gimana?"
"Hemm, yaudah."
"Pulang sekolah ya, jangan kemana-mana."
"Iya" lalu dia pergi.

Setelah pulang sekolah, kenapa dia tidak terlihat? Aku bergegas keluar kelas.
"Ik, lihat gama ga?" tanyaku kepada ika.
"tadi gue liat, dia udah pulang kayanya lagi buru-buru"
"wah kacau nih, oke thanks ya" kataku.

Keesokan harinya aku bertanya di sekolah.
"Gam, kenapa kemarin pulang duluan? kan udah dibilang jangan pulang dulu. sebenernya ada apa sih?"
"ga ada apa apa, maaf kemarin buru buru"
"buru buru mau kemana? jemput cewe?"
Lalu dia pergi tanpa menjawab pertanyaanku.

Tiba-tiba sahabatku bernama Ika datang menghampiriku.
"Eh, gila kemaren gue ketemu gama lagi sama cewek di sevel pondok bambu"
"Demi apa lo?"
"Nih lo liat aja videonya."
Disitu terlihat video gama sedang makan dengan lisa.
WTFFFF!!!! TERNYATA BENER!!!!

Karena kesabaranku sudah meluap, akhirnya aku memutuskan untuk mendatangi sekolah lisa tersebut. Aku mengajak teman temanku.
Setelah pulang sekolah, akhirnya sampai di sekolahnya. Aku ingin memastikan dengan mata kepalaku sendiri.
Beberapa menit kemudian, Gama datang dengan motor besarnya!!! Dia menunggu hingga bel sekolah lisa berbunyi. Sekolah aku dengan lisa memang beda 2 jam jarak pulangnya.
Aku menelepon gama.
"Gam, lagi dimana?" tanyaku berbasi.
"aku lagi ngaji kok, kenapa?"
"Oh, gapapa" langsung aku tutup teleponnya.
Dia bohong terhadapku. Perasaanku campur aduk.

Bel sekolah pun berbunyi. Lisa keluar dari pintu gerbang dan menemui gama. Setelah itu gama langsung pergi. Kami pun mengikutinya. Karena tidak ketemu, aku langsung pulang dengan teman temanku.

Sampai rumah, aku sms gama.
"Gam, kamu marah sama aku?"
"Marah kenapa sih sayang?"
"tuh kan kamu marah"
"Nggak marah lah... kalo aku marah aku nggak manggil kamu sayang."
"aku boleh nanya sesuatu?"
"Iya sayang... Nanya apa?"
"Kamu kalo pulang suka nganter siapa?"
"Nganter kamu lah sayang... Emang kenapa?"
"Ga suka nganter lisa kan?"
"Nggak lah... Aku aja anter kamu masa aku nganter dia. Ko nanya gitu sayang?"
"Pacar kamu sekarang cuma aku doang kan?"
"Iya lah sayang... Ada ada aja pertanyaan kamu."
"Oh yaudah"
"Kamu kenapa sih sayang?"
Aku tidak membalas smsnya karena terlalu kesal.

Di sekolah aku langsung menemuinya, saat itu tepat hubungan 5bulan aku dengannya. Susah karena dia tidak mau diajak ngobrol denganku.
Hingga pulang sekolah aku menemuinya dengan sedikit memaksa untuk mendapatkan jawaban.

"maksud kamu kemarin apa jemput lisa dan kamu bohong sama aku. kamu bilang kamu ga pacaran sama dia dan ga suka anter dia. tapi?"
"kamu ngapain ngikutin aku? emang aku teroris?"
"ga usah ngalihin pembicaraan! kamu pacaran kan sama lisa?" tiba tiba aku meneteskan air mata.
"iya.............. tapi"
aku memutuskan pembicaraannya, "kenapa sih harus bohong? kalo kamu bosen sama aku bilang, kalo ga suka sama aku bilang, kalo kaya gini caranya cewe manapun juga ga terima. asal kamu tau, bukan dengan harta kamu bisa seenaknya. aku tau kamu termasuk golongan atas, tapi kamu ga bisa kaya gini. sakit banget. sakittttt!!! aku udah coba untuk selalu ngertiin kamu, ngehargain kamu, selalu ngalah kalo kita lagi berantem, tapi.........? inikah balesan kamu? sekarang kita 5 bulan, kenapa makin kesini kamu lebih nyakitin aku? kalo gitu mau kamu, kita sampe sini aja, aku ga mau dijadiin boneka sama kamu. makasih semuanya."
Gama terdiam dan aku meninggalkannya dengan masih dalam keadaan menangis.

Beberapa bulan setelah hubungan kita berakhir, dia mulai berani membawa Lisa ke sekolahku. Aku dengan perasaan sedih karena masih menyayanginya. Sungguh, hingga sekarang pun aku belum menemukan pengganti dirinya. Hari-hari ku lewati, dengan hanya melihat dia tersenyum, itu adalah letak kebahagiaanku, walaupun hatiku telah ditusuknya. Tak bisakah aku menemukan penggantimu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar